YANG LEBIH SEJAHTERA
Oleh:
H.M.Norsanie Darlan
Guru Besar S-1 dan S-2 PLS
Universitas Palangka Raya
Pendahuluan
Tulisan ini merupakan sebuah konsep ke masa depan generasi muda yang ingin maju menghadapi tantangan pembangunan bangsa. Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Provinsi Kalimantan Tengah, merupakan sebuah Institusi di negera kita dalam upaya mencerdaskan serta mensejahterakan bangsa dengan program pembangunannya tidak saja dalam hal kepemudaan. Tapi juga berbagai macam program pembangunan. Hal ini terbukti BKKBN bekerjasama dengan semua instansi pemerintah. Sejak dari tingkat pusat maupun daerah. Ini tidak dimiliki oleh Dinas, Badan dan Instansi lainnya.
Dalam paparan kali ini, penulis mencoba turut serta berpartisipasi dengan BKKBN setelah 15 tahun lebih tidak punya aktivitas karena melanjutkan pendidikan dan bekerja di Instansi lain yang baru setelah kembali ke kampus dan kenerima amanah dari Bapak Prof. dr.Fasli Jalan, Ph.D tanggal 1 Februari 2014 lalu, di Universitas Negeri Jakarta. Amanah kepala BKKBN ini adalah menyusun konsep bagaimana para calon pengantin turut serta dalam program Kependudukan dan Keluarga Berencana ini dapat ditanamkan kepada mereka yang akan memasuki masa perkawinan.
Tantangan Masa Depan
Berbicara tentang generasi muda kita
harus ingat ketika mengikuti pelatihan
kepemimpinan Pemuda beberapa bulan yang lalu, ketika itu
pemuda yang terdiri dari para siswa dan siswi SMA/sederajat dikumpulkan di satu
tempat untuk mengikuti pelatihan kepemimpinan pemuda selama 3 hari 2 malam. ya
tentunya banyak pengalaman menarik ketika di pelatihan tersebut.
Hidup
ini, kepada setiap orang adalah tantangan kata salah seorang pembicara di forum
seminar yang pernah kita ikuti, semakin banyak tantangan yang kita miliki maka
semakin dewasalah kita, akan tetapi tantangan yang seperti apa ? tantangan yang
bisa membuat kita semakin dewasa adalah tantangan yang datang sendirinya yang
mana kita bisa menyelesaikan tantangan tersebut dengan lancar dan baik tampa
ada perseteruan antara satu pihak dengan pihal lainnya.
Kita sebagai generasi muda
Indonesia harus bisa mempersiapkan diri dalam menghadapi tantanggan masa depan
yang sangat besar, mengapa bisa aku ketakan demikian, bisa dilihat semakin hari
semakin banyak permasalahan yang terjadi di bumi pertiwi ini, korupsi berkembang merajalela, keadilan
yang sangat diharapkan oleh rakyat semacam tidak ada yang mau tau, di sektor
pendidikan generasi muda Indonesia telah banyak terpegaruh oleh dunia luar yang
lebih mementingkan kesenangan di masa muda dari pada belajar untuk masa depan
yang cerah.
Saat ini bisa kita lihat
telah banyak generasi muda kita yang tercandu
dengan narkotika, yang mana
narkotika tersebut memiliki efek besar dalam kehancuran generasi muda, dan juga
ada sebagian generasi muda kita yang telah terjerumus oleh Free Sex (Sex bebas) bisa kita lihat di pemberitaan media akhir
akhir ini, siswa SMP saja telah melakukan hal tersebut bagaimana besarnya, itu
adalah sebagian tantanggan yang telah mulai kita rasakan para generasi muda
PersiaPkan diri kita mulai
dari saat ini, dalam menghadapi tantangan masa depan telah menanti kita, jangan
sampai tantangan dimasa depan bisa menghancurkan negeri ini, segala sesuatu itu
perlu adanya persiapan, begitu juga kita sebagai generasi bangsa Indonesia yang
harus bisa mempersiapan diri dalam menjawab tantangan masa depan yang sangat
besar.
Menurut para ahli,
tantangan besar bisa kita lewatkan dengan satu hal yang sangat penting, itu
adalah kebersamaan para generasi muda, yaitu kita kita sekarang yang masih
duduk di bangku sekolah, masa depan negeri ini ada ditanggan kita bukan
ditanggan orang lain, sangat malu rasanya jika nanti di saat kepemimpinan kita
(para generasi muda) Indonesia ini terpuruk,itu adalah hal yang sangat
memalulan. sejarah mencata para pendahulu kita yakni para pahlawan pahlawan
negeri ini mempertahankan NKRI ini hingga tetes darah terakhir, mereka rela
nyawa mereka hilang ditembak oleh para penjajah.
Generasi muda adalah calon
penerus bangsa, hal itu selalu ku ingat, aku ingin di masa depan dimasa
kepemimpinan kita para generaasi muda, negeri ini bangsa ini bangsa Indonesia
bebas dari yang namanya permasalahan permasalahn besar, seperti korupsi, kemiskinan, sesejahtraan
rakyat yang sangat minim, dan lain sebagainya.. aku ingin dimasa
depan nanti Indonesia bisa menjadi negara berkembang, yang rakyatnya bebas dari
kemiskinan, pengangguran, kesenganan sosial, dan yang nomor 1 itu adalah bebas
dari koruptor.
Mari mulai saat ini kita
persiapkan diri untuk menuju masa depan yang penuh tantangan, bersama kita bisa
katakan "Aku cinta Indonesia karena indonesia adalah bagian dari
hidupku" tanamkan rasa cinta sedalam dalamnya untuk Indonesia, masa
depan Indonesia di tanggan kita dan mari kita para generasi muda teriakan.
"Generasi
muda siap menjawab tantangan masa depan"
Tantangan masa depan pasti datang, akan tetapi kita jangan
pernah khawatir selama kita telah mempersiapkan segala sesuatu dengan matang,
termasuk mempersiapkan diri dalam menjawab tantangan masa depan yang kira
hadapi sangat besar, aku yakin generasi penerus bangsa ini bisa menjawab
tantangan tersebut jika, kita saling bahu-membahu, jangan pernah katakan
menyerah selama nyawa masih dikandung badan.
kalau kata melirik sejarawan "bangsa yang baik itu adalah bangsa yang merhargai sejarahnya" kalau kata saya "generasi muda yang baik adalah generasi muda yang siap menjawab tantangan masa depan" salam SUKSES buat semua generasi muda indonesia dari sabang sampai maroke, kita semua satu nusa, satu bangsa mari kita menjawab tantangan masa depan.
kalau kata melirik sejarawan "bangsa yang baik itu adalah bangsa yang merhargai sejarahnya" kalau kata saya "generasi muda yang baik adalah generasi muda yang siap menjawab tantangan masa depan" salam SUKSES buat semua generasi muda indonesia dari sabang sampai maroke, kita semua satu nusa, satu bangsa mari kita menjawab tantangan masa depan.
Menurut Darlan (2011)
bahwa ada 3 (tiga) tantangan yang dihadapi para pemuda generasi muda dewasa ini, yang ternyata tidak sebatas pada
kaum muda saja yang merasakannya. Tapi orang tuapun juga merasakan hal itu. Ke
3 hal tersebut di atas adalah:
1.Tantangan
masuk sekolah;
2.Tantangan
masuk Perguruan Tinggi; dan
3.Tantangan
masuk lapangan kerja.
Untuk lebih jelasnya ke 3 hal di atas, secara sederhana akan diuraikan satu
persatu sebagai berikut:
Tantangan masuk sekolah
Sejak akhir tahun 70-an sudah melaui bermunculan satu-persatu di daerah
yang menginformasikan bahwa tahun demi tahun anak usia sekolah dirasakan untuk
masuk sekolah apakah sekolah dasar ataukah SLTP mapun SLTA ternyata jumlah
kursi tidak sebanding dengan jumlah anak yang mau masuk sekolah. Hal ini pasti
jauh berbeda. Dengan kata lain daya
tampung sekolah mulai kurang. Sementara penambahan setiap tahun sepertinya
tetap tidak terbendung. Sekolah-sekolah swasta dengan tampil seadanya pun di
daerah tertentu, juga dengan sangat banyak masih ada yang tak tertampung. Ini
sebuah akibat ledakan penduduk masa lalu.
Dalam istilah lain adalah, “Sejak lama di negeri ini”, masuk sekolah ”para
calon murid” sudah mendapatkan tantangan yang terkadang di perkotaan terdapat
komentar masyarakat ”siapa berduit, ialah yang bakal dapat” dalam meraih
pendidikan anaknya yang lebih baik dan kualitasnyapun tidak diragukan.
Namun kita sama maklumi bersama bahwa masyarakat pemukimannya tidak
menumpuk di perkotaan. Melainkan mereka sebagian besar penduduk negeri ini,
bertempat tinggal di pedesaan. Kita sama maklumi tidak seluruh desa terlebih masa lalu
terdapat sekolah dasar. Sehingga tidak menutup kemungkinan ada warga masyarakat
kita yang karena sesuatu dan lain hal selama hidupnya, tidak sempat mengenyam
atau menikmati dunia pendidikan formal. Atau bersekolah.
Fasilitas pendidikan di atas tidak saja untuk sekolah dasar. Padahal wajib
belajar kita tidak lagi Wajar 6 tahun. Tapi sudah bergeser ke 9 – 12 tahun.
Sementara gedung SMP dan SLTA belum juga tersedia hingga anak mau belajar ke
SMP dan SLTA terkendala. Hal ini menuntut agar kita dapat memikirkan bersama
masalah tersebut. Karena kesempatan pendidikan yang ada di negeri kita
disebabkan fasilitas pndidikan yang masih dirasakan kurang. Dipihak lain
menurut M. Saad Arfani (2011) ia mengungkapkan bahwa: ”...jauhnya sekolah jadi
penyebab anak-anak pedesaan tak melanjutkan pendidikan...”. kalimat
di depan sungguh di temukan di mana-mana baik di daerah kita maupun di daerah
lain.
Anak Usia Sekolah mengais rezeki dari sampah,
apakah mereka sudah sekolah
Hal seperti di atas, tidak saja dirasakan di pedesaan. Tapi di perkotaan
sekalipun penduduk kita yang fasilitas pendidikan sudah dianggap mendekati
cukup, namun masih ditemukan penduduk kota yang belum berkesempatan mecicipi
pendidikan formal. Sehingga pemulis berasumsi tidak tuntas pendidikan ini,
kalau hanya dipikirkan dan di fasilitas Cuma pada pendidikan formal. Peran
pendidikan non formal, ternyata sangat penting, namun karena ketidak mengertian, ketidak fahaman
mereka yang didudukkan pada bidang pendidikan non formal. Maka hal-hal di atas,
tidak bisa dituntaskan. Alasan yang penulis asumsikan adalah mereka yang
ditempatkan pada Subdin/Bidang pendidikan non formal masih tidak profesional.
Penempatan sarjana “...atau tenaga yang bukan ahlinya, tunggu
kehancurannya...”.
Tantangan Pemuda masuk Perguruan
Tinggi
Kalau kita melihat mulai munculnya istilah: “UMPTN” yang kepanjangannya adalah
Ujian masuk perguruan tinggi negeri ini, digulir juga sejak tahun 80-an juga.
Yang terkadang anak lulusan SLTA yang mau masuk perguruan tinggi tujuan
Bandung, ternyata tes-nya lulus di Palangka Raya. Kenapa demikian seperti
uraian ini masyarakat turut berpartisipasi menyelenggarakan pendidikan tinggi.
Ternyata perguruan tinggi swasata tidak masuk UMPTN sehingga dengan tidak
diperkirakan sebelumnya ia harus kuliah di Unpar-Universitas Palangka Raya.
Karena di kota Bandung juga ada perguruan tinggi diberi nama Unpar. Tapi punya
yayasan swasta.
Dengan seleksi yang relatif ketat disertai beratnya persaingan, 1
berbanding 15 maka tidak menutup kemungkinan calon mahasiswa yang kapasitasnya
bila dibawah standar dengan sangat menyesal terpaksa harus tidak lulus pada
jurusan/program studi pilihannya. Karena dengan system seleksi sekarang calon
dari sumatera utara, Aceh, Papua, Sulawesi dan berbagai provinsi di Jawa dengan
mudah lulus di Unpar. Sementara putra daerah, hanya gigit jari. Karena ada
dugaan standar pendidikan yang ada di provinsi kita relatif rendah.
Mudah-mudahan mulai terjadi perbaikan masa sekarang dan masa datang. Sehingga
standar kita sama dengan kawasan yang lebih maju.
Kita sama maklumi bahwa dalam 20 tahun terakhir, sudah dirasakan di tanah air
kita bahwa tes masuk perguruan tinggi negeri sungguh dirasakan betapa sulitnya.
Namun seleksi ini, semakin tahun semakin tambah berat. Sehingga upaya
memberikan berbagai pendidikan luar sekolah atau pendidikan non formal pada
lembaga kursus pada bidangnya oleh orang tua kepada anaknya sungguh memberatkan
biaya. Terlebih biaya yang diperlukan. Ada kalanya sang anak kurang perhatian,
tapi orang tuanya justru sibuk mendaftar anak untuk kursus itu dan ini, dengan
tujuan bahwa anaknya berhasil lulus dalam seleksi masuk perguruan tinggi.
Tantangan masuk lapangan kerja
Kaum generasi muda dewasa ini menghadapi masa sulit, sebagai akibat ledakan
pendudukan di negeri kita masa lalu sangat tinggi. Hal itu memberikan efek
negatif kepada generasi mncari kerja dimasa sekarang.
Selain hal di atas, bergulirnya era reformasi, yang selama ini, kurang
mendukung terhadap kebijakan masa lalu. Ebagai contoh yang sdr boleh perhatikan.
Kebijakan masa lampau, dinas pendidikan yang doeloe disebut Kantor Wilayah
Pendidikan. Kepala Katornya paslu lulusan ”alumnus” IKIP atau FKIP. Dewasa ini
ternyata dapat diduduki oleh bukan kesarjaan itu. Sehingga pastilah ada bagai
perahu layar putus kemudi. Contoh lain dengan kebebasan dewasa ini, bisa
terjadi juga kepala Rumah Sakit dipimpin oleh bukan dokter. Kepala
Kejaksaan bisa dipimpin oleh orang yang bukan Sarjana Hukum. Jika hal itu
terjadi, apa yang bakal terjadi. Ini sebagai bukti derasnya arus reformasi.
Sekarang bagaimana dengan tantangan pada sarjana sekarang. Ada dugaan
kemudahan yang muncul dari pihak penentu kebijakan, seperti: penerimaan calon
pegawai negeri diusulannya sangat tidak sesuai dengan tenaga kerja pada
bidang-bidang yang ada di instansi yang di pimpinnya. Karena ada indikasi untuk
menolong keluarga
Tantangan Harga Diri
Dalam menghadapi perkembangan dunia lebih dekat. Sehingga setelah ia masuk,
apa yang harus ia kerjakan. Karena KKN-nya sudah bisa kemunculkan Korupsinya.
Menjauhi perbuatan tercela dan kebiasaan di masyarakat yang bersifat negatif seperti:
Menghindari 5 M + 1 P untuk lebih jelasnya adalah:
- Minun;
- Main;
- Madat;
- Madon;
- Maling dan;
+ Polisi
Jika bisa mengajak sesama pemuda, remaja untuk tidak berbuat 5 M di atas,
maka pemuda itu bisa disebut juga sebagai seorang pemuda pelopor.
Selangkah ke hadapan, Menanti masa depan
Di bagian ini sebuah cerita tentang pengamalan seseorang
terhadap sebuah peristiwa pada dirinya yaitu: semalam genaplah usiaku
menjangkau 31 tahun. Aku menerima lebih 40 ucapan dan doa sempena tarikh
kelahiranku semalam daripada rakan kenalan yang dihantar melalui media
sosial, Facebook. Tidak kurang juga yang mengucapkan "Selamat
Hari Lahir" melalui mesej secara personal di Facebook, Whatsapp dan
sistem pesanan ringkas (sms).
Walaupun tiada sambutan diadakan, maupun hadiah istimewa
diterima, tetapi saya bersyukur kerana masih ramai rakan dan kenalan yang
mengingati dan ringan jari untuk memberi ucapan khas untuk kelahiranku. Ia
merupakan satu daripada kesan media sosial, Facebook, yakni dapat berhubung
melalui alam maya dan boleh mengetahui tarikh (sejarah) kelahiran rakan kenalan
kita.
Disaat nyawaku masih berfungsi, nadiku masih berdenyut,
nafasku masih menghembus, akalku masih waras, dan pancainderaku masih sempurna,
aku ingin mengucapkan penghargaan dan terima kasih kepada sahabatku, Sdra Mohd
Nizar Hamild dan isteri beliau, Sdri Kasmah Sulo kerana sudi meluangkan masa
untuk meraikan hari kelahiranku di sebuah restoran di bandar Tawau semalam.
Walaupun ianya ringkas tetapi ia begitu bermakna bagi aku.
Sebenarnya, aku tidak kisah samada kedatangan tarikh
kelahiran ini diraihkan atau tidak. Pun begitu, sejak umur meningkat ini,
semacam ada rasa ingin diri ini hargai dan diingati. Mungkin ianya normal.
Terima seadanya.
Sekali lagi aku ucapkan terima kasih dan penghargaan
kepada semua rakan, kenalan, sahabat handai dan keluarga yang menyokong
perjalanan hidupku yang baru bermula ini. Secebis kasih, cinta dan sayang ku
berikan kepada kalian semua. Semoga apa yang didoakan oleh kalian itu
dimakbulkan oleh Allah S.W.T. Insya ALLAH, melangkah ke satu lagi tangga usia
baharu tentunya ada matlamat dan objektif kehidupan yang perlu dipenuhi. Usaha,
tekad dan iltizam berterusan tanpa putus asa akan diteruskan demi mencapai
matlamat dan objektif agar kejayaan dapat dikecapi. Insya ALLAH.
Mutu Pendidikan dan Daya Saing
Bangsa
Setiap bangsa tentu mempunyai
visi tentang masa depan. Visi itu biasanya tergambar pada berbagai rencana
strategis yang telah ditetapkan. Tetapi gambaran masa depan yang ada dalam
rumusan visi pengembangan tetap saja tidak cukup untuk meyakinkan satu bangsa
tentang masa depannya, karena ketepatan dan keterwujudan satu visi sangat
tergantung pada agenda-agenda pengembangan yang menyertainya, dan efektifitas
dari agenda-agenda tersebut sangat ditentukan oleh validitas data, ketepatan
perhitungan, dan akurasi prediksi. Salah satu cara yang sangat mudah untuk
memprediksi masa depan satu bangsa adalah dengan berkaca pada sistem
pendidikannya. Melihat dan memahami sistem pendidikan satu bangsa sama halnya
dengan meneropong masa depan bangsa tersebut. Apa yang terjadi hari ini dalam
sistem pendidikan satu bangsa mencerminkan apa yang akan terjadi pada bangsa
tersebut di masa yang akan datang.
Bangsa yang memiliki sistem
pendidikan bermutu dapat diperkirakan akan menjadi bangsa yang kuat dan berdaya
saing tinggi. Sebaliknya, bangsa yang sistem pendidikannya tidak bermutu dapat
diperkirakan akan menjadi bangsa yang lemah. Dengan sistem pendidikan bermutu,
satu bangsa tidak hanya mampu mengubah peruntungannya untuk menjadi bangsa yang
lebih baik, tetapi juga akan mampu mengubah dunia. “Education,” kata Nelson Mandela, “is the most
powerful weapon which you can use to change the world.” Sebaliknya,
bangsa yang sistem pendidikannya amburadul atau karut marut akan menjadi bangsa
pesakitan, tanpa keunggulan, martabat, dan kedaulatan. Bangsa seperti ini akan
selalu kalah sebelum berperang dan gampang dijajah oleh bangsa-bangsa lain.
Jangankan mengubah dunia, bangsa seperti ini tidak akan mampu mengatasi
masalahnya sendiri.
Sistem pendidikan yang bermutu akan melahirkan
generasi muda bangsa yang bermutu pula, yaitu generasi muda yang beriman,
berilmu, dan berkarakter, yang mampu menjalankan tugas dan tanggung jawabnya
dengan baik, memahami berbagai permasalahan yang dihadapi bangsanya, dan
memiliki komitmen serta kompetensi tinggi untuk mengatasi permasalahan yang
dihadapi bangsanya. Generasi muda bermutu akan menjadi bagian dari pemecahan
masalah (part of problem solvers) bagi bangsanya. Pada saatnya, generasi muda
bangsa yang beriman, berilmu, dan berkarakter akan menjadi pemimpin yang
visioner dan mampu menginspirasi bangsanya untuk terus bekerja keras dan
cerdas, dengan penuh semangat, motivasi, komitmen, dan disiplin tinggi. Mereka
akan menjadi agen perubahan (agent of change) dan lokomotiof
pengembangan bagi bangsanya menuju destinasi masa depan yang lebih baik,
sebagai bangsa yang unggul, berdaulat, bermartabat, dan berperadaban tinggi.
Sebaliknya, sistem pendidikan yang tidak bermutu akan
melahirkan generasi muda bangsa yang tidak bermutu pula, yaitu generasi yang
tidak beriman, tidak berilmu dan tidak berkarakter. Generasi muda seperti ini
tidak punya visi yang jelas tentang masa depan bangsanya. Mereka tidak memahami
siapa dirinya, permasalahan bangsanya, dan apa yang harus dilakukan untuk
bagsanya. Mereka akan selalu menjadi bagian dari masalah (part of the prolems).
Ketika kelak menjadi pemimpin, generasi bangsa yang tidak bermutu akan menjadi
pemimpin yang selalu ragu, cemas, dan berkeluh kesah, karena tidak memahami apa
yang terjadi, tidak tahu pasti apa yang sebaiknya dan seharusnya dilakukan, dan
selalu tidak siap menerima resiko dari keputusan dan tindakannya. Para pemimpin
seperti ini tidak akan mampu menjadi penyemangat dan inspirator bagi bangsanya
untuk maju dan berubah. Mereka hanya akan berkeluh kesah, saling menyalahkan,
dan meratapi setiap permasalahan. Mereka tidak punya landasan idiil untuk menatap masa
depan bangsanya. Mereka tidak punya karakter untuk secara disiplin, konsisten,
adil, dan bertangung jawab memperjuangkan kepentingan bangsanya. Mereka tidak
punya agenda strategis untuk mengubah peruntungan bangsanya. Pada saatnya para
pemimpin seperti ini hanya akan mewariskan bangsa yang “penakut,” “peniru,” dan
“pengekor,” yang masa depannya ditentukan atau didikte oleh bangsa lain,
sehingga lambat laun akan menjadi bangsa yang “tergadai” dan “terjajah.”
Hubungan antara mutu sistem
pendidikan kita hari ini dan masa depan bangsa kita sangatlah jelas dan akan
terbukti. Hubungan tersebut dilandasi oleh logika yang sangat sederhana, bahwa
pendidikan bermutu akan melahirkan SDM bermutu pula, dan SDM bermutu dapat
diandalkan untuk mengatasi berbagai persoalan bangsa, dan untuk membangun
peradaban bangsa. Dengan logika tersebut, jelaslah bahwa pendidikan yang
bermutu adalah elan vital bagi kemajuan satu peradaban. Bangsa-bangsa
berperadaban tinggi adalah bangsa-bangsa yang memiliki sistem pendidikan sangat
bermutu. Membangun sistem pendidikan bermutu adalah satu-satunya cara untuk
membangun bangsa yang kuat dan berperadaban tinggi.
Pendidikan sebagai Prioritas Utama
Bagi para pemimpin yang visioner
dan memiliki karakteristik kenegarawanan, kepentingan pendidikan adalah hal
yang paling utama. Pendidikan menjadi “panglima”
dalam agenda-agenda besar mereka, selalu menjadi prioritas utama dalam
kebijakan-kebijakan mereka. Visi ini dimiliki oleh banyak pemimpin di dunia, antara
lain Tony Blair, mantan Perdana Menteri Inggris. Setiap kali ditanyakan tentang
prioritas utamanya, pria yang memiliki nama lengkap Anthony Charles Lynton
Blair ini selalu menjawab: "Education,
education, education." Selama menjadi Perdana Menteri Inggris, Blair
menambah dana pendidikan, memperbaiki dan mengupgrade sarana dan prasarana
pedidikan, mengintegrasikan TIK dalam sistem pelayanan pendidikan, meningkatkan
jumlah tenaga pendidik dan kependidikan dan menaikkan gaji mereka.
Pada masa kepemimpinan Tony
Blair, jumlah penambahan tenaga pendidik dan kependidikan di Inggris melebihi
jumlah penambahan tenaga kerja dalam bidang militer. Pada masa itu, hampir 75%
dari pekerja di Inggris adalah tenaga pendidik dan kependidikan, sehingga rasio
guru-murid di Inggris menjadi satu berbanding 11, jauh lebih baik dari rasio
guru-murid di negara-negara maju lainnya, seperti Amerika Serikat, dimana rasio
guru-murid adalah satu berbanding 24. Meskipun belum sepenuhnya berhasil
meningkatkan prestasi anak-anak di Inggris dan mengatasi berbagai permasalahan
pendidikan di negaranya, komitmen dan kemauan politik Tony Blair untuk kemajuan
pendidikan patut diapresiasi dan diteladani.
Visi pendidikan Blair juga
dimiliki oleh para pemimpin dunia lainnya. Mantan Presiden Amerika Serikat,
George W. Bush, misalnya, menegaskan bahwa satu-satunya cara bagi satu bangsa
untuk dapat bersaing di abad ke-21 ini adalah dengan membangun sistem
pendidikan yang bermutu. Dalam ungkapan
beliau: “You see, we’ll never be able to compete in the 21st century unless we
have an education system that doesn’t quit on children, an education system
that raises standards, an education that makes sure there’s excellence in every
classroom.” Bagi Bush, membenahi sistem pendidikan adalah langkah awal sebagai
titik tolak bagi langkah-langkah berikutnya untuk mengatasi berbagai persoalan
bangsa. Dia mengatakan: “Think about every problem, every challenge, we face.
The solution to each starts with education.” Berbagai persoalan sosial,
ekonomi, dan politik yang melanda satu bangsa, seperti kemiskinan,
keputusasaan, kepasrahan, dan ketidaksabaran, dan kebodohan, umumnya bermuara
pada satu hal, yaitu sistem pendidikan, sehingga hanya dapat diatasi melalui
penataan sistem pendidikan dan meningkatkan efektifitas lembaga-lembaga
pendidikan. “He who opens a school door,” kata Victor Hugo, “closes a
prison”.
Ada hubungan yang erat antara
sistem pendidikan dan sistem politik di satu negara. Sistem pendidikan akan
mewarnai sistem politik, dan begitu juga sebaliknya, sistem politik akan
mewarnai sistem pendidikan. Realitas sistem pendidikan satu bangsa adalah refleksi
dari realitas sistem politiknya, dan realitas sistem politik satu bangsa adalah
refleksi dari sistem pendidikannya. Karut marut kehidupan politik adalah bukti
paling autentik dari kegagalan sistem pendidikan, dan karut marut sistem
pendidikan adalah bukti autentik dari kegagalan sistem politik. Pendidikan dan
politik bahu membahu membentuk karakter satu bangsa dan mewarnai masa depannya.
Bersama-sama, pendidikan dan politik membentuk dan mewarnai cara berpikir,
bersikap, dan bertindak satu bangsa. Wajah bangsa kita hari ini adalah refleksi
dari wajah pendidikan dan politik kita pada masa lalu, dan wajah bangsa kita di
masa yang akan datang dapat kita bayangkan pada wajah pendidikan dan politik
kita hari ini.
Nilai Strategis Pendidikan
Ada 6 nilai strategis yang
membuat pendidikan begitu penting bagi satu bangsa dan menentukan masa
depannya:
Pertama, pendidikan adalah
katalisator untuk mengubah informasi menjadi ilmu pengetahuan, baik pengetahuan
yang ada dalam buku-buku teks, maupun pengetahuan yang ada dalam kehidupan.
Pendidikan mengingatkan kita bahwa segala sesuatu ada ilmunya, dan dengan ilmu,
kita dapat melakukan pencerahan (enlightenment) dan membuat setiap individu
memiliki rasa percaya diri (self confidence) untuk mengambil setiap keputusan, menghadapi
kehidupan, dan untuk menerima keberhasilan dan kegagalan. Ilmu pengetahuan
adalah kekuatan (knowledge is power) yang dapat menjadi senjata pamungkas untuk
menaklukkan medan kehidupan menuju masa depan. Kekuatan dan daya saing satu
bangsa tidak ditentukan oleh uang dan senjata, tetapi ditentukan oleh mutu
sistem pendidikan dan tingkat penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Bangsa
yang menguasai dunia saat ini dan akan menguasai dunia pada masa yang akan
datang, bukanlah bangsa yang memiliki persenjataan lengkap, tetapi bangsa yang
memiliki sistem pendidikan bermutu tinggi dan menguasai ilmu pengetahuan dan
teknologi.
Kedua,
pendidikan adalah jendela dunia (window of the world). Pendidikan
menuntun kita untuk menjelajah, memahami, dan memaknai dunia di sekitar kita.
Dari penjelajahan, pemahaman, dan pemaknaan itu kita akan mendapatkan
perspektif untuk menjalani kehidupan dan mengembangkan pemikiran serta
pandangan tentang hal-hal yang ada dalam kehidupan kita. Dalam konteks ini,
pendidikan membuat kita memiliki kemampuan untuk menginterpretasi berbagai hal
yang ada di sekitar kita dengan benar. Pendidikan yang baik menjauhkan kita
dari berbagai illusi dan menghapus semua bentuk keyakinan yang salah dalam
pikiran kita. Pendidikan membantu kita menciptakan gambaran yang jelas dan
menghapus kebingungan kita tentang segala sesuatu yang ada di sekitar kita.
Pendidikan mengungkap berbagai pertanyaan dan juga membantu kita mendapatkan
jawaban yang tepat untuk pertanyaan-pertanyaan tersebut.
Ketiga,
pendidikan adalah jendela kesempatan (window of opportunities).
Pendidikan mengembangkan potensi diri kita dan membekali kita dengan berbagai
kompetensi dan karakter yang kita butuhkan untuk mewujudkan mimpi-mimpi kita.
Kompetensi dan karakter secara bersama-sama membuka pintu-pintu kesempatan bagi
kita untuk menentukan dan mengembangkan karir, dalam rangka merenda masa depan
yang kita inginkan. Semakin baik dan strategis pendidikan yang kita dapatkan, maka akan semakin
baik dan strategis pula jendela kesempatan yang terbuka untuk kita. Semua jenis
pekerjaan membutuhkan orang-orang yang terdidik (well-educaed), yaitu
orang-orang yang berilmu (knowlegable), terampil (skillful),
kreatif, innovatif, dan berkarakter. Menurut Jean Piaget (1896-1980), seorang
ahli psikologi kognitif (cognitive psychologist) asal Swiss, “the
principal goal of education is to create men who are capable of doing new
things, not simply of repeating what other generations have done” (tujuan utama
pendidikan adalah utuk menghasilkan manusia yang mampu mengerjakan sesuatu yang
baru, tidak hanya mengulang apa-apa yang telah dilakukan oleh generasi
sebelumnya).
Keempat, pendidikan adalah
sarana mobilitas sosial. Semua bentuk kualifikasi, kompetensi, dan prestasi
yang diraih melalui pendidikan adalah energi positif yang akan mendorong
seseorang ke posisi sosial tertentu. Pendidikan yang baik akan memberikan
kompetensi keilmuan dan ketrampilan yang baik, lalu kompetensi keilmuan dan
keterampilan yang baik akan membuka kesempatan bagi pekerjaan atau profesi yang
lebih baik, pekerjaan atau profesi yang lebih baik tentu saja menjanjikan
insentif atau kepercayaan (trust) lebih baik pula, dan tingkat pengakuan yang
terus meningkat akan menaikkan status sosial.
Kelima, pendidikan adalah
kebutuhan dasar manusia (basic human needs). Setiap warganegara
membutuhkan pendidikan dan harus diberi akses pendidikan (education for all),
dan semua komponen bangsa harus berpartisipasi dalam meningkatkan mutu
pelayanan pendidikan (all for education). Mengabaikan hak-hak
pendidikan warga negara dan tidak memberikan kontribusi apapun dalam kegiatan
pendidikan adalah sebuah tindakan yang egois dan tidak bertanggung jawab. Jika
kebutuhan pendidikannya dipenuhi, maka rakyat akan siap untuk berubah dan
membangun. Sebaliknya, jika kebutuhan pendidikannya tidak terpenuhi masyarakat
tidak akan siap untuk berubah, apalagi membangun. Masyarakat yang tidak
terdidik akan mudah frustasi, pemarah, dan cenderung apatis terjhadap
lingkungannya.
Keenam, pendidikan adalah peta
jalan (road map) menuju masa depan. Setiap individu, masyarakat, dan
bangsa membutuhkan pendidikan sebagai peta jalan (road map) untuk
menyongsong masa depan. Pendidikan membuka mata kita tentang corak masa depan
yang bagaimana yang seharusnya kita wujudkan, mengapa kita harus menuju ke
sana, jalan mana yang harus kita tempuh untuk tiba di sana, dan bagaimana atau
dengan kendaraan jenis apa seharusnya kita menuju ke sana.
Berani Menatap Masa Depan
Ada beberapa sebagian orang yang ketika berhadapan dengan tahun yang baru,
biasanya akan membuat semacam resolusi atau impian yang ingin diwujudkan. Namun
ada juga beberapa yang menganggap biasa-biasa saja. Iyaah, memang itu semua
bergantung pada masing-masing orang. Tapi kalau saya sih sebenarnya sependapat
dengan orang-orang yang mau membuat semacam target atau resolusi seperti itu.
Tujuannya iyaa mudah-mudahan dengan begitu setiap tahunnya nanti akan ada
perubahan yang lebih baik pada diri kita. Kan bagus tuh, bisa untuk jadi
motivasi + bahan untuk evaluasi diri.
Nah, disaat
ada waktu luang kitapun iseng-iseng nyoba belajar desain poster. Sebenarnya ini
pun karena waktu itu saja ada dimintain tolong buat poster untuk tugas kampus
temen. Abis dari situ saya malah jadi pengen juga buat poster untuk saya
sendiri. Dan berikut ini dia hasilnya :
Konsepnya adalah disitu kita sedang
berpikir serius dan seolah-olah sedang menatap sesuatu. Echeknya mari bila kita sedang
membayangkan tentang masa depan begitu. Sekiranya di tahun 2014 ini nanti
perjalanan bagaimana yang akan saya perjuangkan. Secara garis besar, yang saat
ini saya rasa benar-benar menjadi bagian dari passion saya adalah dua hal,
yaitu Dunia Entrepreneur dan Ilmu Design.
Walaupun saya belum begitu ahli di
bidang yang dua itu, tapi setidaknya saya punya beberapa target untuk bisa
berhasil disitu nantinya. Semampunya saya akan mencoba terus belajar dan belajar.
Tentu juga sambil dibarengi dengan praktek, praktek dan praktek. Masalahnya,
kedua bidang itu memang terlepas dari ilmu yang sedang saya pelajari di bangku
kuliahan. Mungkin agak gak nyambung juga kan saya anak Teknik Listrik.
Tapi kalau
saya pikir-pikir sih gak ada salahnya. Pun kalau kita memang merasa punya
kemampuan lain yang juga menonjol, gak mungkin dipendem-pendem terus kan? Bagi
kita sebenarnya Pendidikan Formal itu bukan lah segalanya.
Yang jauh lebih penting adalah bagaimana kita untuk bisa memaksimalkan segala
potensi yang ada dari dalam diri kita. Paling iya susah-susah dikit lah untuk
membagi waktu agar semuanya bisa berhasil berjalan dengan sekaligus. Ternyata
pendidikan non formal sangat membantu dalam penyelesaian di luar pendidikan
formal.
Meniti Karier Demi Masa Depan
Perjalanan
karir menurut Rizal diibaratkan sebagai usaha menabung dalam menanti sebuah
masa depan yang diinginkan, karena menabung dalam berkarir merupakan segi awal
meraih cita-cita. Background pendidikan saat ini, menjadi bahan perbincangan
para perusahaan saat memilih kandidat baru yang capable. Faktor pendidikan
dengan lulusan ternama menjadi point plus. Dengan memiliki ijazah sarjana
merupakan momentum awal dalam meniti karir. Gambaran ini menjadi tolak ukur
awal yang dapat diartikan sebagai perencanaan karir di awali dengan faktor
pendidikan. Perencanaan meniti karir dimulai sejak awal dalam memandang
sejauh mana kita merencanakan.
Dalam
kehidupan Anda harus memiliki target akan pencapain yang mencakup 3 prinsip
yaitu visi, misi dan tujuan. Bagaimana Anda melihat diri Anda, diri Anda sendiri dalam
melihat sisi kehidupan, profesi, serta hubungan Anda 5 tahun yang akan datang?
Value Kepribadian
Mencapai
sukses harus didukung dengan motivasi pada diri sendiri. Sebagai contoh, dalam
lingkungan sosial apakah Anda rela mementingkan kepentingan orang lain dari
pada kepentingan Anda pribadi, dalam hal membantu lingkungan dan orang-orang
disekitar Anda.
Skill & Expertise
Setiap individu memiliki kemampuan dan
keahlian yang berbeda-beda, kenali kepribadian seperti apa yang Anda miliki?
Sebagai contoh, apakah Anda adalah seorang yang sering berkata jujur, terbuka
dan antusias. Maksimalkan keahlian yang Anda miliki saat ini, karena hal ini
menjadi sangat berguna dalam aktivitas Anda sehari-hari dan pekerjaan anda
nantinya.
Tidak Perlu Khawatir Dengan Kegagalan?
Orang-orang seperti itu menurut Admin, tidak pernah
mencoba sesuatu hal yang baru. Namun anda adalah seseorang yang berbeda …… lho dari mana
tahu? …. Karena anda berkunjung ke blog saya dan membaca artikel-artikel saya
ini, yang berarti anda ingin merubah kehidupan anda menjadi lebih baik dari
saat ini. Anda ingin mencari sesuatu hal yang baru yang dapat anda terapkan di
kehidupan anda.
Anda mempunyai semangat dan yakin
anda juga mempunyai pengalaman hidup yang luar biasa. Mungkin sudah banyak
sekali kegagalan yang anda rasakan dan mungkin juga sebagian dari anda sudah
sampai pada taraf ragu akan keyakinan anda sendiri untuk meraih apa yang anda
inginkan. Mampukah saya? Berhasilkah atau tidak? Sepertinya tidak sanggup lagi
menghadapi kegagalan. (lihat juga : Jangan Biarkan Kekurangan Anda Membatasi
Diri Anda Untuk Maju).
Hal-hal dibawah ini adalah
beberapa point tentang kegagalan yang ingin sharingkan kepada anda.
Berkonsentrasi penuh selama 3 hari menyusun artikel ini, mudah-mudahan dapat
menjadi sesuatu yang bermanfaat untuk anda. Setidaknya jika ada orang yang
sangat terbantu dengan artikel ini, tentu saja akan membuat bahagia karena
jerih payah tidak sia-sia.
Kegagalan menciptakan pilihan-pilihan baru
Mungkin anda tidak dapat menyerap
semua pelajaran yang anda terima dari kegagalan anda, namun tetap saja hal
tersebut menjadi harta tak ternilai untuk anda. Kegagalan juga menjadi momen
yang tepat dimana anda merenungkan kembali tujuan awal anda, melihat di
sekeliling dan memutuskan alasan mengapa anda tidak boleh menyerah.
Kegagalan melatih kesabaran anda
Jika anda adalah orang yang cepat
emosi, apalagi ketika anda mengalami kegagalan, itu adalah satu hal yang sangat
alamiah. Seperti rasa hampir semua orang merasakan kekesalan atau kemarahan
ketika menghadapi kegagalan. Namun poin yang pentingnya adalah jangan
memendam kekesalan atau kemarahan anda.
Poin kedua adalah jangan
berusaha mencari hal-hal untuk dijadikan alasan kegagalan anda.
Seperti, tidak mendapat dukungan dari
pasangan, ini berakibat tidak mempunyai modal yang cukup, kita tidak mempunyai
kendaraan pribadi untuk mobilitas, kita memang dilahirkan dari keluarga yang
bermental kecil, dsb.
Sekali anda menjadikan hal-hal
tersebut sebagai alasan kegagalan anda, maka itu akan menjadi bagian dalam diri
anda. Anda akan membawa alasan itu kemanapun anda pergi sehingga lama kelamaan
akan meracuni anda.
Silahkan lampiaskan emosi anda,
tentunya dalam batas-batas wajar. Mungkin anda ingin melampiaskannya dengan
menangis, menangislah. Mungkin anda ingin melampiaskannya dengan pergi ke cafe
untuk mendengarkan life musik, pergilah ke cafe. Atau berolah raga.
Namun cukup sampai disitu. Masa
depan yang sangat cerah masih menanti anda. Bangkit dan berjalanlah kembali.
Kegagalan merupakan sumber dari kreatifitas
Siapa yang menghendaki kegagalan?
Namun jika anda tidak pernah berharap untuk mengalami kegagalan maka pikiran
anda tidak dirangsang untuk berkembang.
Kegagal akan mendorong anda
menjadi lebih kreatif
Coba anda
ingat-ingat kembali masa kecil. Jika anda lupa, anda bisa melihat pada anak
anda sendiri atau anak-anak kecil di sekitar anda. Mereka tidak pernah takut
akan berbuat kesalahan ataupun mengalami kegagalan. Mereka melakukan semua hal
yang ingin mereka lakukan tanpa berpikir panjang resikonya. Kadang mereka jatuh
namun dalam sekejap mereka bangkit dan berlari-lari kembali. Mereka kadang
menemukan jalan buntu ketika melakukan sebuah permainan namun mereka tidak
berhenti, mereka berusaha mencari solusi-solusi yang baru. Akibatnya pikiran
mereka begitu kreatif. Kita semua bisa mencontoh pikiran murni mereka yang
belum banyak terkontaminasi oleh lingkungan sekitarnya.
Kegagalan akan mengoptimalkan potensi anda
Mungkin anda mempunyai seorang
’guru’ dalam hidup anda atau atasan bagi mereka yang berkarir. Kita harus
percaya bahwa guru atau atasan yang baik akan mengarahkan anda untuk berani
mengambil resiko. Mereka mempunyai suatu keyakinan bahwa pikiran yang
konservatif tidak akan membuat potensi diri keluar dengan optimal.
Semakin sering anda mengalami
kegagalan, otak anda akan semakin dilatih untuk menghadapi permasalahan dan
bagaimana mencari jalan keluarnya.
Kita meyakini bahwa setiap orang
memiliki potensi diri yang sangat besar dengan keunikannya masing-masing. Anda dapat mengetahui
kedahsyatan potensi yang anda miliki hanya dengan keberanian menghadapi masalah,
tidak ada jalan lain.
Anda dapat melihat di salah satu TV swasta yang
setiap malam menyiarkan suksesnya tukang bubur naik haji. Ini sebuah cerita kehidupan yang
sangat berharga jika kita ingin melihat jalan sukses.
Hidup
Sejahtera
Nyaris
tidak ada orang yang mau hidup tanpa dengan predikat sejahtera. Namun hal itu
ditentukan oleh nasib seseorang. Sebagai generasi penerus bangsa, tentu untuk
mencapai hidup sejahtera. Ada 2 hal yang harus diperhatikan untuk mencapai
sejahtera: Pertama: tingkatkan kualitas pendidikan dari kebanyakan
orang. Bila tingkat pendidikan di atas rata-rata penduduk. Maka kesejahteraan
seseorang atau keluarga pasti masa depannya akan lebih sejahtera; Kedua:
pelihara kesehatan. Bagi mereka yang memperhatikan kesehatannya dengan baik.
Maka angka kesekitan pasti terhindar. Mereka keluarga atau individu yang dapat
memelihara kesehatannya dengan baik, tentu ia sejahtera. Sebab memelihara
kesehatan dengan baik, tentu hidupnya akan sehat dan sejahtera.
Kedua hal
di atas terjadi tidak seluruh mereka yang berpendidikan bidang kesehatan saja.
Tapi kita yang tidak berpendidikan dokter atau kesehatan lainnya saja kalau
bisa memelihara kesehatan dirinya. Maka tidak pernah sakit, atau kesakitan
dapat dikurangi. Berarti masuk dalam kelompok sejahtera.
Dengan
demikian kesejahteraan yang dimaksud di sini
tidak terbatas hal di atas saja. Dalam keluarga kecil pada setiap
keluarga juga dapat disebut yang sejahtera. Bagaimanapun, dalam keluarga bila
jumlahnya anggkotanya besar. Tentu tingkat kesejahteraan keluarga itu akan
menyandang beban yang sangat berat. Sehingga tingkat kesejahterannya akan lebih
rendah. Dibanding keluarga kecil pasti lebih sejahtera.
Untuk
mencapai kesejahteraan bagi masa depan generasi muda, alangkah indahnya sedini
mungkin sudah memiliki konsep keluarga kecil sejahtera. Dengan keluarga kecil
sejahtera tentu adanya kesamaan konsep antara pasangan suami isteri yang
mengatur keturunannya tidak menjadikan beban dalam kehidupan keluarganya.
Caranya bila menikah harus memperhitungkan kapan baru mendapatkan momongan. Apa
lagi jika penghasilan yang masih sedikit, tentu pengaturan keluarga lebih
diperhatikan. Dengan demikian masa depan keluarga itu akan dapat mencapai
kesejahteraan yang diidamkan kita semua.
Daftar
Pustaka
Admin, 2013. Mengapa Anda Tidak Perlu Khawatir Dengan Kegagalan, Artikel Bebas, Jakarta.
Darlan,
H.M.Norsanie, 2006. Konsep Dasar Pendidikan Luar Sekolah, FKIP Unpar, Palangka
Raya.
------------,
2012. Membangun dan Memberdayakan Pemuda Untuk Menjadi Wirausaha Muda, Kantor
Dinas Pemuda dan Olahraga, Provinsi Kalimantan Tengah, Palangka Raya.
Harun, Hasidy, 2012. Selangkah ke hadapan, Menanti masa depan, Surabaya.
Rizal, 2013.Meniti Karier
Demi Masa Depan yang Kaya Raya, Artikel, Yogyakarta.
Sirozi, Muhammad, 2013. Sistem Pendidikan Dan Masa Depan Bangsa, IAIN Raden Fatah, Harian Sumatera
Ekspress pada tanggal 13 Mei 2013, Palembang.
(ingin membukan blog saya pada : http//norsanie.blogsport.com/
(ingin membukan blog saya pada : http//norsanie.blogsport.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar